Rusli Rachman, Sang Penyambung Suara Rakyat

Oleh: AHMADI SOFYAN (Penulis Buku/Pemerhati Sosial Budaya)
Sampai hari ini, kita masyarakat Bangka Belitung belum menemukan Sosok Guru yang menjadi Wakil Rakyat sekelas Rusli Rachman. Berani, tegas, anti suap, sederhana, agamis, apa adanya tiada tedeng aling. Siapapun penguasanya, ia kritik abis!
MENDENGAR nama Rusli Rachman terbayang oleh kita sosok orangtua yang memiliki karakter yang kokoh dalam perjalanan hidupnya. Rusli Rachman putra kelahiran Belinyu ini wajah asli “Fan Ngin Thongin Jitjong”. Sebab Ibu beliau dari Tionghua (Muzaimah) dan Bapak dari Melayu (Abdurrahman Ilyas). Tak heran Rusli Rachman dan saudara-saudaranya memiliki mata agak sipit dan berkulit putih.
Keluarga Rachman ini bisa dikatakan banyak melahirkan tokoh di Bangka Belitung. Misalnya saja, kakak dari Rusli Rachman pernah menjadi Bupati Bangka (Mayor Sjafrie Rachman) yang terbunuh oleh PKI. Adik Rusli Rachman salah satu pendiri serta Rektor pertama UBB, Prof. Bustami Rahman yang kini menjadi Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Negeri Serumpun Sebalai.
Saya termasuk orang yang bangga pernah berinteraksi langsung oleh Rusli Rachman. Saya termasuk salah satu anak muda yang dikaderkan beliau, sering “diceramahin” karena nakal, dinasehatin serta dimarahin karena memang karena tipikal saya “kepala batu”.
Saya pernah selama 2 bulan tinggal di kontrakan beliau di Jakarta saat beliau menjabat sebagai Anggota DPD RI. Kesederhanaannya, kesahajaannya serta prinsip hidup yang begitu kokoh nampak dari kehidupan sehari-hari.
Dari catatan saya selama berinteraksi dengan sosok Rusli Rachman, saya melihat ada beberapa tipikal dan karakter yang menjadi teladan bagi generasi hari ini dan di masa yang akan datang, apalagi untuk seorang pemimpin atau Wakil Rakyat yang kewajibannya adalah berani dan tegas bersuara menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi rakyat.
(1) Berani, Tegas & Intelek. Pernyataan dan tulisan Rusli Rachman memenuhi berbagai media lokal. Ketegasannya dalam menyampaikan suara rakyat membuat ia satu-satunya penyambung lidah rakyat yang bisa dipercaya dan memiliki integritas. Tulisan-tulisannya bernas, trengginas dan pedas, tanpa tedeng aling menunjuk hidung para pengambil kebijakan. Ia boleh dikatakan “kurang disukai” penguasa, sebab pernyataan dan tulisannya tidak “lempeng” alias lurus tanpa belokan atau tikungan. Rusli Rachman selalu “injak gas” kala bersuara atasnama rakyat banyak.
Ia tak sungkan menelpon langsung atau mendatangi pejabat pemerintahan (eksekutif) dan memarahinnya. Intelektualitas yang berbalut integritas dihasilkan oleh Rusli Rachman yang memang bergelut dalam dunia pendidikan. Ia banyak membaca buku dan berdiskusi dengan orang-orang pintar serta kaum akademik maupun pakar dibidang masing-masing. Rusli Rachman selalu memiliki pertanyaan-pertanyaan kritis dan menohok. Tatapan matanya lurus dan tajam, seperti ingin tahu kejujuran lawan bicaranya.
(2) Agamis & Berintegritas. Hampir 5 waktu, baik di saat menjadi guru, pejabat maupun pensiunan, Rusli Rachman selalu menyempatkan diri bersama isteri tercinta menunaikan sholat 5 waktu di Masjid, terutama Subuh. Kediamannya di Boyolali Jawa Tengah adalah tempat beliau mengisi masa tua dan aktivitas banyak membaca buku seraya menunggu waktu kumandang azan untuk menuju Masjid.
Saat masih menjadi ASN, walau menikmati jabatan tinggi di berbagai daerah di Indonesia, Rusli Rachman dikenal pejabat lurus anti suap atau gratifikasi. Jangan coba-coba memberi sesuatu pada Rusli Rachman, pasti akan “dibantai” habis-habisan.
Pernah suatu ketika, ada orang yang menitipkan amplop kepada isteri Rusli Rachman tanpa ia tahu apa isi amplop itu. Isteri Rusli Rachman yang dikenal lugu, polos dan tidak pernah ikut campur urusan pekerjaan sang suami menerima begitu saja. Kala Rusli Rachman datang, sang isteri pun menyampaikan titipan tersebut. Tak disangka, Rusli Rachman marah besar dan “ngamuk” bahkan hingga mengancam cerai. Sang isteri yang tidak tahu apa-apa hanya menangis ketakutan, sebab dirinya hanya dititipin. Ini salah satu cerita nyata dan masih banyak kenangan-kenangan lainnya disaat beliau menjabat.
Kalau ditanyakan, Rusli Rachman hanya tertawa atau tersenyum sambil berujar: “Yaakh…., begitulah. Memang rusak negeri ini”. sungguh ia adalah sosok yang sangat berintegritas, tak pernah memikiran popularitas apalagi isi tas.
(3) Bicaranya adalah Nasehat dari Hati. Sebagai anak muda belia yang pernah berinteraksi dan 2 bulan tinggal bersama beliau dan isteri, saya merasakan betapa sosok Rusli Rachman adalah orangtua yang sangat mendidik. Mungkin hal ini dilatarbelakangi dirinya cukup lama berprofesi sebagai Guru. Petuah atau petatah-petitih selalu beliau ungkapkan dari hati. Kalau sudah begini, biasanya suaranya sangat lembut, sorot mata seperti berlinang, penuh harapan dari orangtua kepada anak. Saya merasakan bagaimana seorang Rusli Rachman mencintai Bangka Belitung ini dengan hatinya. Merasakan beliau memiliki harapan kepada orang-orang yang jauh lebih muda. “Sense of belonging” Rusli Rachman kepada Bangka Belitung sangat besar sekali, bahkan mungkin bisa jadi selalu ada Bangka Belitung dalam do’anya. “Ananda Ahmadi, teruslah bermanfaat, teruslah berbuat, tanamkan investasi sosial dalam hidupmu. Tidak penting kamu dipandang ini itu oleh orang lain, sebagaimana tidak penting kamu dikira ingin jadi ini jadi itu. teruslah bermanfaat anakku….” Kalimat itu terus saya ingat hingga detik ini.
(4) Sederhana dan Bersahaja. Dulu saat masih menjadi ASN yang memiliki jabatan tinggi dan di tempat basah, boleh dikatakan kehidupan ekonomi Rusli Rachman dan Sri Marwati (isteri) bukan dikatakan sederhana, tapi malah kategori miskin. Rumah bocor, kendaraan mewah gak ada, pakaian sederhana dan sebagainya. “Ambil hikmahnya” begitu kata Pak Rusli Rachman yang diceletukin salah satu anaknya: “Udah terlalu banyak hikmahnya” yang membuat semua tertawa dirumah bocor yang mereka tempati.
Rusli Rachman bukanlah pejabat yang gila harta, saya adalah saksi itu semua dan bangga luar biasa kepada sosok Rusli Rachman dan Ibu Sri Marwati, sosok isteri yang sangat bersahaja dan tawadhu’. Mengenai hal ini, isteri saya pernah berucap: “Semoga kehidupan masa tua kita, seperti Pak Rusli Rachman dan Ibu ya, bahagia banget dan nampak kehidupan mereka penuh rasa syukur. Saya bahagia banget melihat raut wajah Ibu dan Pak Rusli Rachman”. Saya pun mengaminkan itu….
(5) Kritis Tiada Tedeng Aling & Berprinsip. Tidak hanya kritis atau ganas, tulisan-tulisan Rusli Rachman diberbagai media lokal di Bangka Belitung juga cerdas dan trengginas. Begitupula dengan komentar-komentar pedas beliau kala diwawancarai wartawan. Rusli Rachman tidak pandang bulu, tiada tedeng aling tunjuk hidung ketika berkaitan dengan kemaslahatan rakyat. Pemberitaan tentang dirinya ditunggu, komentarnya diharapkan dan tulisan-tulisannya jadi bahan diskusi para pengambil kebijakan.
Rusli Rachman sosok Wakil Rakyat (Anggota DPD RI) yang benar-benar bersuarakan rakyat. Teguh memegang prinsip dan kokoh dalam komitmen. Adakah Wakil Rakyat sekelas Rusli Rachman saat ini di Bangka Belitung? Semoga 2024 nanti, Bangka Belitung bisa melahirkan para Wakil Rakyat sekelas Rusli Rachman. “Membela yang benar bukan membela yang bayar”.
***
NAH, Rusli Rachman telah tiada, meninggalkan kita semua dengan kenangan indah dan penuh nilai kehidupan didalamnya. Saya yakin, orang yang pernah mengenal dan berinteraksi langsung dengan sosok Rusli Rachman pastilah bangga dan bahagia, memiliki cerita dan kenangan tersendiri yang amat mendalam di lubuk hati.
Saya pribadi pun merasakan itu, hati tak bisa dibohongi, ketika cinta menggelayuti. Itulah rasa yang tak bisa dipungkiri di hati ini, tentang sosok Rusli Rachman. Semoga Allah SWT melapangkan kuburannya, memberikan tempat yang indah di Sorga bersama sang isteri tercinta dan anak-anak serta kita-kita yang mencintainya. Terima kasih Pak Rusli Rachman telah mendidik, mencermahin, marahin, pelukan dan rasa kasih sayangmu pernah ada pada saya dan isteri. (*)
REKOMENDASI

Tarman Azzam, Sosok Wartawan Berkarakter dan Membanggakan

Hudarni Rani, Kesahajaan Sang Gubernur
